Bagi sebagian besar pecinta alam dan penggiat alam bebas gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru masih menjadi impian dan tujuan favorit untuk di kunjungi. Pada saat-saat tertentu seperti liburan sekolah, tahun baru dan di bulan Agustus gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ini akan sangat dipadati pendaki, semuanya mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu menyaksikan keindahaan kawasan Semeru dan berkeinginan menggapai puncak gunung tertinggi di pulau Jawa ini. Keindahan dan panorama gunung Semeru memang seakan menjadi daya tarik yang besar bagi semua orang untuk mengunjungi gunung yang mempunyai danau yang cukup luas dan terkenal dengan nama danau Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo sendiri berasal dari kata Ranu yang berarti danau dan Kumbolo yang bisa diartikan berkumpul, jadi Ranu Kumbolo diartikan sebagai danau tempat berkumpul sehingga bisa kita lihat area danau Ranu Kumbolo dijadikan sebagai tempat beristirahat atau bermalam bagi pendaki dan penggiat alam bebas yang berkeinginan mengapai puncak Mahameru.
Tanjakan Cinta
Suasana Ranu Kumbolo yang damai dan tenang memang membuat siapapun betah untuk berlama-lama tinggal disini, namun bagi sobat traveler yang berkeinginan melanjutkan perjalanan menuju puncak Mahameru keindahan dan ketenangan Ranu Kumbolo harus ditinggalkan untuk sementara waktu. Perjalanan masih panjang untuk menggapai puncak abadi para Dewa. Setelah berkemas para pendaki akan berjalan melewati sebuah bukit dengan kemiringan tidak kurang dari 45 derajat, tepat berada di sebelah barat Ranu Kumbolo. Bukit ini memang menjadi jalur untuk melanjutkan perjalanan menuju Oro-oro Ombo, Kalimati, Arcopodo dan puncak Mahameru. Bukit yang menjulang dan jalur yang ngetrek ini terkenal dengan sebutan Tanjakan Cinta. Hampir semua pendaki yang pernah berkunjung ke gunung ke Gunung Semeru mengenal yang namanya Tanjakan Cinta, rute tanjakan yang juga mempunyai mitos tersendiri. Konon ada cerita dua sejoli yang sudah bertunangan mendaki bersama ke gunung Semeru, ketika sampai pada rute menanjak melewati bukit ini si lelaki berjalan terlebih dahulu hingga sampai diatas bukit tanpa sedikit pun menoleh ke belakang. Namun pasangannya keletihan, dan jatuh terguling hingga pada akhirnya meninggal dunia.
Untuk itu beredar mitos bahwa siapapun yang mendaki Tanjakan Cinta di gunung Semeru sambil memikirkan pasangannya tanpa menoleh ke belakang sedikitpun hingga sampai diatas bukit hubungan percintaannya akan langgeng dan berjodoh, sebaliknya bila melalui rute ini namun ditengah perjalanan menoleh kebelakang maka hubungan cintanya akan kandas. Percaya tidak percaya mitos ini sering dipergunakan oleh para pendaki, sekedar untuk mengukur kemampuan mereka, karena memang sangat sulit berjalan menanjak di Tanjakan Cinta tanpa harus menoleh kebelakang, salah satu godaannya adalah pemandanga Ranu Kumbolo dan area disekitarnya yang indah dapat disaksikan dari ketinggian bukit Tanjakan Cinta ini. Sehingga bagi para pendaki yang berhasil menguji mitos ini dengan tidak menoleh dan berpaling ke belakagn selama melalui Tanjakan Cinta ketika sampai diatas akan mendapatkan sebuah "hadiah" yaitu pesona Ranu Kumbolo yang sangat menyejukkan mata dengan pepohonan yang rindang di sekitarnya.
Gunung Semeru selain mempunyai panorama yang menakjubkan juga menyiman sejuta kisah yang mungkin akan terus hidup dan tersimpan dalam dinginnya alam pegunungan. Namun tugas terpenting kita bukanlah memperdepatkan mitos atau legenda yang pernah hidup di gunung ini, tetapi tetap mempetahankan dan melestarikan alam Semeru agar tetap terjaga kelestariannya, bukan hanya demi kita namun demi anak-cucu kita agar mreka juga bangga menjadi bagian Nusantara yang indah ini. Salam Lestari Indonesiaku!!
0 Response to "Tanjakan Cinta, Mitos di Gunung Semeru"
Posting Komentar