Malam 1 Suro atau tanggal 1 Muharrom 1437 H yang pada tahun 2015 ini bertepatan dengan tanggal 13 Oktober sore (bertepatan dengan tenggelamnya matahari : dalam hitungan kalender Jawa), seperti tahun-tahun sebelumnya, kami bersama saudara-saudara dari Komunitas Budaya Sidoarjo mengadakan agenda wisata dalam rangka menyambut malam 1 Suro dengan mengunjungi petirtaan Jolotundo yang berada di wilayah Trawas Mojokerto. Berbagai persiapan telah kami lakukan guna menyambut acara yang datang setiap setahun sekali ini. Untuk lebih efektif dan efesien kami memilih menggunakan sarana transportasi sepeda motor, mengingat jalanan yang kami prediksikan akan macet seperti tahun-tahun lalu ketika berada di lokasi. Menggunakan motor akan bisa mencapai lebih dekat dengan Petirtaan Jolotundo dibandingkan menggunakan sarana lain seperti mobil pribadi, karena pada momen sepeti ini mobil pribadi tidak akan diperkenankan sampai di dekat lokasi, sehingga harus menumpang ojek lagi untuk sampai lokasi terdekat dengan Petirtaan Jolotundo.
Meskipun tidak bisa selalu berangkat bersama-sama menuju lokasi Petirtaan Jolotundo dengan saudara dari Komunitas Budaya Sidoarjo, melalui telpon kami sudah menyepakati untuk berkumpul di base camp rumah Panggung yang beberapa bulan ini telah menjadi basecamp saudara-saudara dari Sidoarjo, yang letaknya tidak jauh dari pemandian, sekitar 10 menit perjalanan dengan motor untuk menuju Petirtaan Jolotundo. Tepat pukul 19.00 WIB semua anggota Komunitas Budaya Sidoarjo sudah berkumpul dan saling melepas rindu setelah beberapa lama tidak bertemu secara langsung karena berbagai aktifitas masing-masing. kami menyepakati pukul 19.30 WIB akan meluncur ke Petirtaan Jolotundo dan melakukan aktifitas rutin yang biasa kami lakukan dalam rangka menyambut tahun baru Muharrom atau malam satu Suro.
Perjalanan menuju area Petirtaan Jolotundo kami jalani dengan lancar, meskipun penjagaan menuju area Petirtaan di jaga dengan ketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginakan karena membludaknya pengunjug pada momen seperti ini, tidak heran memang karena saudara-saudara dari Komunitas Budaya Sidoarjo juga mengenal beberapa anggota Panitia Penyelenggaraan Suroan dan beberapa Sesepuh kampung sehingga kita diperkenankan masuk, tanpa membeli tiket juga..Alhamdulillah. Sesampai diarea Petirtaan Jolotundo kami masih menyempatkan diri untuk memesan secangkir minuman hangat sekedar melepas lelah sesaat sebelum memulai aktifitas yang biasa kami lakukan.
Setelah selesai beristirahat, kami masuk menuju Petirtaan untuk segera memulai aktifitas atau ritual menyambut 1 Suro. Berbagai kalangan masyarakat mulai anak-anak, remaja, tua, muda bahkan jumlahnya mencapai ribuan orang hadir dan datang ke Petirtaan Jolutundo, tentunya dengan tujuan dan niat serta keyakinan masing-masing individu. Tidak ada lagi perbedaan yang kaya, miskin, pejabat, atau rakyat jelata, semuanya datang dengan niat baik menurut keyakinannya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Satu kebudayaan masyarakat Jawa yang terus ada dan diyakini sampai saat ini, Petirtaan Jolotundo dipercaya khususnya oleh masyarakat Jawa memiliki aura yang positif sehingga pada momen-momen tertentu seperti malam satu Suro banyak dipergunakan untuk mandi dan menghilangkan aura negatif dari dalam tubuh, Wuallahualam. Semua bergantung kepada kepercayaan dan niat masing-masing. Namun tidak ada salahnya kita mengetahui budaya dan memahami warisan leluhur kita. Selamat Tahun Baru Hijriah 1437 H, Semoga kehidupan kita menjadi lebih baik di tahun-tahun yang akan datang, dan Ridho Allah selalu bersama kita semua..Aminnn.
0 Response to "Wisata Budaya Malam 1 Suro 2015 di Petirtaan Jolotundo"
Posting Komentar