Bagi anda yang menyukai petualangan dan wisata alam,
kota Batu tidak hanya menyuguhkan keindahan dan wisata rekreasi saja. Di Batu juga terdapat wisata petualangan alam bebas yang menantang untuk di coba yaitu mendaki gunung Panderman, yang merupakan background pemandangan kota Batu. Gunung Panderman mempunyai ketinggian 2045 mdpl dan tepatnya berada di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu lebih kurang 15 km dari kota Malang. Konon nama Panderman diambil dari nama orang Belanda Van Der Man yang sangat mengagumi keindahan gunung ini, memang ketika kita mendaki gunung ini sepanjang jalan akan diperlihatkan pemandangan yang indah dan menakjubkan serta rindangnya pohon pinus yang menambah kesejukan.
Sesampai di puncak gunung Panderman, pada malam hari kerlap-kerlip lampu kota Batu dan Malang yang indah dapat kita saksikan dari atas gunung.
Gunung Panderman dapat dicapai dari kota Malang atau Kediri, baik menggunakan transportasi umum, kendaraan roda dua atau kendaraan pribadi. Bila dari Malang, dari terminal Ladungsari bisa menggunakan bus jurusan Malang Jombang atau Malang Kediri dan bisa turun di pertigaan Desa Pesanggrahan. Dari desa ini pendaki yang berniat mengunjungi gunung Panderman harus memulai tantangan berjalan sejauh 2 km dengan kondisi jalan yang sudah beraspal dan mempunyai kemiringan 50 derajat menuju dusun Toyomerto. Namun bila menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan roda dua para pendaki bisa langsung menuju dusun Toyomerto desa Pesanggrahan yang merupakan desa terakhir sebelum memulai pendakian, dan bisa menitipkan kendaraan dirumah warga serta mengurus perijinan, sebelum memulai pendakian. Tarif penitipan motor atau kendaraan pribadi bervariasi mulai Rp. 5000 s/d 10.000. Mendaki gunung Panderman tidak dipungut biaya seperti saat kita mendaki gunung Semeru. Dibutuhkan waktu perjalanan 3-4 jam untuk bisa sampai di puncak gunung Panderman.
Setelah semua persiapan dan perijinan telah kita lakukan, perjalanan mendaki gunung Panderman bisa kita mulai. Jalur awal yang harus kita lalui adalah jalan makadam sepanjang kurang lebih satu kilometer, dan berada di ketinggian 1.330 mdpl untuk sampai sebuah tempat semacam pos peristirahatan, di pos peristirahatan ini terdapat sumber air bersih dan merupakan sumber air terakhir sebelum mencapai puncak. Jadi dianjurkan bagi anda yang kurang membawa persediaan air untuk mengisi di pos peristirahatan ini, karena setelah tempat ini tidak akan ditemukan kembali sumber air sampai dengan ke puncak gunung Panderman. Selanjutnya perjalanan akan kita lanjutkan menuju pos yang lebih tinggi yaitu pos Latar Ombo, yang berada di ketinggian 1.600 mdpl dan dari sumber air terakhir bisa ditempuh selama lebih kurang satu jam perjalanan. Dinamakan Latar Ombo karena area ini merupakan tanah datar yang biasa dipergunakan para pendaki untuk berkemah atau beristirahat dan memasak sebelum menuju puncak atau turun dari puncak Panderman. Di Latar Ombo akan kita temukan persimpangan jalan, bila kearah selatan akan menuju Cemoro Kandang, yaitu lereng Gunung Kawi. Sedangkan jika menuju arah barat akan menuju lokasi air terjun Coban Rondo yang berada di Kecamatan Pujon. Dan jika memilih jalan ke arah timur akan menuju puncak Gunung Panderman.
Bila letih sudah hilang kita bisa melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya yaitu pos Watu Gede, dinamakan Watu Gede karena di area ini terdapat beberapa batu besar . Namun hembusan angin di wilayah ini begitu kencang sehingga jarang para pendaki menginap atau berkemah di area ini. Pos Watu Gede berada di ketinggian 1.730 mdpl, area di pos Watu Gede sangat terbuka sehingga tidak ada salahnya kita berhenti sejenak dan menikmati pemandangan kota Malang dan Batu dari ketinggian. Jarak tempuh dari pos Latar Ombo menuju Watu Gede adalah sekitar satu jam perjalanan. Dari Pos Watu Gede menuju puncak gunung Panderman dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit tergantung kepada kesiapan fisik masing-masing, karena medan yang akan kita lewati berupa hamparan semak belukar dan tanjakan-tanjakan yang tentunya sangat menguras tenaga kita. Semua harus berhati-hati bila melewati jalur ini, karena kondisi medan yang berupa tanjakan-tanjakan dan cenderung licin bila musim penghujan, disamping itu kita juga harus berhati-hati bila melangkah bila tidak ingin terpeleset kedalam jurang di kiri kanan jalur yang kita lalui.
Semua keletihan dan kesabaran kita menempuh perjalanan dari bawah sampai ke atas akan terbayarkan bila telah sampai puncak gunung Panderman, yang ditandai dengan sebuah prasasti Basundara 2.060 mdpl dan sebuah tugu Kostrad. Kerlap-kerlip lampu dari kota Malang dan Batu akan menambah indah suasana bila kita sudah sampai puncak Panderman di malam hari. Dan bila saat matahari terbit cuaca sedang cerah panorama yang menakjubkan akan kita saksikan, gugusan gunung Arjuno-welirang, pegunungan Tengger dan Gunung Semeru di kejahuan yang menyembulkan asap terlihat indah dan mempesona sehingga membuat kita enggan berpaling walau hanya sebentar. Puncak gunung Panderman di tumbuhi dan dikelilingi banyak pohon, bila beruntung kita bisa juga melihat sekumpulan monyet yang berada di puncak gunung Panderman. Namun kita harus berhati-hati karena bila kita lengah monyet-monyet ini akan mengambil barang bawaan kita.
Gunung Panderman dapat juga didaki melalui jalur lain, namun bila anda yang belum berpengalaman disarankan untuk menempuh jalur dari dusun Toyomerto, desa Pesanggrahan, karena jalurnya relative lebih aman bila dibandingkan jalur pendakian lewat Curah Banteng. Jalur Curah Banteng merupakan jalur yang biasa dilewati para pencinta alam dan penggiat alam bebas untuk mencapai puncak Panderman, jalur ini dapat dikatakan merupakan jalan pintas menuju puncak Panderman, namun jalur yang akan dilewati sangat menantang karena ada beberapa tanjakan dengan kemiringan hampir 90 derajat, sehingga untuk meleluinya harus dengan cara di panjat. Pemandangan melalui jalur ini juga tidak kalah indahnya dari jalur pertama, akan tetapi pendaki harus ekstra hati-hati karena akan melewati tepian Curah Banteng yang sangat curam meskipun pemandangannya begitu indah. Melewati jalur ini akan kita temui banyak bunga edelwies.
Jalur manapun yang akan kita tempuh untuk mendaki gunung Panderman tentu akan membawa pengalaman sendiri-sendiri bagi kita yang menjalaninya. Yang paling penting adalah kita selalu menjaga kelestarian alam agar anak cucu kita kelak tetap bisa menikmatinya, jangan pernah meninggalkan apapun selain jejak kaki, jangan pernah mengambil apapun selain foto dan jangan membunuh apapun selain waktu.
Wisesatreavel Sahabat Perjalanan Anda.
0 Response to "WISATA ALAM GUNUNG PANDERMAN-BATU"
Posting Komentar